Akhmad Riyadi Nomor Dua dari Kiri dan Peserta Rakernas di Banjarnegara Jawa Tengah
Jawa Tengah - Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional dan Koordinasi Pendidikan Teknis Madrasah (Character Building and Performance Recharging). Kegiatan yang biasa disebut Rakernas tersebut dilaksanakan di Surya Yudha Hotel Banjarnegara, Jawa Tengah pada tanggal 21 - 24 Maret 2016. Selain pegawai dan pejabat di lingkungan Direktorat Pendidikan Madrasah, pesertanyapun berasal dari madrasah berprestasi seluruh Indonesia mulai tingkat MI, MTs sampai MA. Madrasah Tsanawiyah Surya Buana sebagai salah satu madrasah berprestasi merupakan salah satu madrasah terpilih yang berkesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Madrasah yang mengusung konsep Reasoning, Research, Religius itu diwakili langsung oleh Kepala Madrasahnya yakni Akhmad Riyadi.
Pembukaan acara tersebut dimulai pada pukul 19.30 WIB. Hadir dalam acara tersebut Prof. Dr. Phil. Nur Kholis Setiawan, M.A, Direktur Pendidikan Madrasah. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegitan ini didesain konsentrasi pada 4 komisi. Ada 4 isu yang sangat krusial, penting  signifikan untuk dibahas sekaligus bukan saja mencari penyelesaian atas persoalan, tapi juga mendesain antisipasi apa yang akan terjadi di masa mendatang. yang penting dan perlu diangkat. Ada kalimat yang sekarang banyak digunakan yakni the world is moving in to single market dan populer saat ini. Tahun 90-an ada istilah global village. Dunia sekarang sudah menjadi desa global, saking sempitnya. Saking mudahnya orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, saking mudahnya orang menyaksikan peristiwa satu tempat dari tempat lain, karena kemajuan teknologi informasi sebagai akibat peradaban manusia yang semakin canggih.  Dunia sudah bergerak menuju pasar tunggal. Sekarang sudah ada Masyarakat Ekonomi Asean, mungkin bisa jadi masyarakat Ekonomi Asia, Asia Pasifik, dan seterusnya sampai beberapa waktu kedepan betul-betul terwujud pasar tunggal. Artinya peradaban umat manusia hanya mengenal teori progress, teori perkembangan pertumbuhan dan dinamika yang itu berbeda dari masa-masa sebelumnya. “Jaman sekarang dengan jaman dulu tentunya sangat berbeda. Maka akan menyisakan pertanyaan besar apa kontribusi pendidikan pada umumnya, dan apa kontribusi madrasah?. Disitulah sebenarnya starting poin, untuk mewujudkan step by step, setapak demi setapak untuk menyiapkan anak didik kita agar jauh lebih siap menghadapi tantangan jaman”, kata beliau.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa. Intinya bagaimana kita mampu mendiagnosa, membaca dinamika, mewujudkan dalam kebijakan. Mengapa regulasi penting?. Regulasi adalah norma, dan norma biasanya yang disusun tidak mampu mengantisipasi perkembangan jaman. Diakhir sambutannya beliau mengutip pesan “jangan sampai anugerah yang ditunda Allah, pada saat kita sudah berusaha dan berdoa, membuat kita berputus asa. Karna Allah menjamin memberikan anugerah itu kepada kita, tapi wujudnya hanya Allah yang tahu. waktunyapun hanya Allah yang menentukan”, pesannya.
Peserta kegiatan yang berlangsung 4 hari tersebut dibagi menjadi empat komisi yaitu Komisi A membahas grand design dan penyelesaian program PTK 2016-2019, Komisi B membahas review/harmonisasi/sinkronisasi/dan pemetaan regulasi pendidikan madrasah, Komisi C membahas grand design dan penyelesaian program sarpras 2016-2019, dan komisi D membahas tentang diversifikasi madrasah. Kemudian dilanjutkan dengan sidang pleno, pembacaan hasil pleno dan rekomendasi. Acara juga diisi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI tentang pemetaan, pelaksanaan, penyelesaian dan perencanaan program-program madrasah pusat dan daerah dalam zona integritas pendidikan madrasah. (ar)
Kota Malang ­– Kantor Kementerian Agama Kota Malang menyelenggarakan acara pembinaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi MI, MTs, MA Tahun Anggaran 2014 (Rabu, 18/06/2014). Acara yang bertempat di Hotel Horison Kota Malang tersebut dimulai dengan sambutan ketua pelaksana yakni Bapak Taufik. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa adapun dilaksanakannya kegiatan tersebut dengan tujuan agar penggunaan dana BOS tepat sasaran dan pertanggungjawabannyapun juga tepat. Adapun pesertanya adalah kepala MI, MTs MA se Kota Malang yakni sebanyak 90 peserta. “kegiatan ini kita laksanakan agar madrasah benar-benar paham dalam pemanfaatan dana BOS”. Kata salah satu staf seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kota Malang yang masih menyelesaikan progran doktornya tersebut.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Bapak Drs. H. Imron, M.Ag. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa dilaksanakannya pembinaan tersebut memang ada DIPA-nya. Sedangkan pelaksanaan BOS itu sendiri akan langsung dimonitoring oleh POKJAWAS, apakah sesuai dengan petunjuk teknis BOS atau tidak. Semua seksi yang ada di Kantor Kementerian Agama Kota Malang diminta melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan, tanpa terkecuali Seksi Pendidikan Madrasah (Pendma). Semua pelaksanaan akan diupayakan tepat sasaran. “Bapak/ibu harus mensyukuri yang ada sekarang, jika TIM monitoring BOS datang, ya disiapkan berkas-berkas terkait BOS,” kata mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batu tersebut.
Lebih lanjut Bapak yang pernah menjabat sebagai Kasi Mapenda tersebut mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh Kepala Madrasah yang sudah berjuang sehingga tahun ini madrasah bisa terus berprestasi. Salah Satunya adalah prestasi perolehan Nilai Ujian Nasional (NUN) tingkat SMP/MTs se Kota Malang, tertinggi di raih oleh MTs (Madrasah Tsanawiyah), yakni MTsN Malang I dengan NUN 38,80. Beliau juga mengucapkan selamat kepada MTs Surya Buana yang bisa meraih NUN 38,15. “Walaupun MTs Swasta, Surya Buana sudah membuktikan bahwa meskipun swasta juga bisa berprestasi,” katanya. “Masyarakat sudah sadar terkait pendidikan, Kepala Madrasah harus bisa merangkul semua elemen masyarakat. Kepala Madrasah harus punya cita-cita/impian besar terkait kemajuan Madrasahnya masing-masing, dan yang harus ditonjolkan adalah ruhul jihadnya, “ sambung beliau.
Tidak lupa beliau juga menghimbau kepada seluruh Madrasah, karena Tahun Pelajaran baru 2014/2015 akan diberlakukan Kurikulum 2013 yang lebih dikenal dengan K-13, maka Kepala Madrasah harus siap. Pengawas Kementerian Agama Kota Malang sudah siap membantu madrasah untuk pelatihan K-13. Harapannya waktu liburan bisa diadakan pelatihan/pemantapan K-13, diatur jadwalnya dan pengawas tidak boleh libur. Dalam K-13 ada beberapa yang harus dipahami. Misal mengapa ada perubahan kurikulum, Kepala Madrasah harus tahu hal itu. Salah satunya adalah tantangan jaman, maka kurikulum harus berubah. Pola pikir harus berubah, kultur juga ikut berubah. Termasuk penambahan jam yakni Bahasa Indonesia, mengapa kok ada tambahan jam?. Hal itu disebabkan dalam K-13 ada beberapa perubahan yang sangat mendasar sehingga ada penambahan jam. Perubahan mendasar terutama dalam proses pembelajaran, misal dalam kurikulum sebelumnya siswa diberitahu, sedangkan pada K-13 siswa mencari tahu. “Penambahan jam pada K-13 tidak ada hubungannya dengan beban jam mengajar guru yakni 24 jam sepekan, “ Katanya.
Diakhir sambutannya beliau juga menghimbau kepada seluruh peserta agar bisa mengikuti acara tersebut mulai dari awal sampai akhir yakni mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB, setelah itu beliau membuka acara tersebut dengan bacaan basmalah bersama-sama. “Dengan Bacaan Bismillahirrahmanirrahim, acara pembinaan BOS MI, MTs, MA Kantor Kementerian Agama Kota Malang Tahun Anggaran 2014, dinyakatan dibuka dan dimulai,” sambung beliau. Acara pembukaan tersebut diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh POKJAWAS Kementerian Agama Kota Malang, yakni Bapak Taufik Kusuma. (ar)
Silahkan Download

POS UN 2014

Kisi-kisi UN 2014
Kota Batu – Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur menyelenggarakan Rapat Koordinasi dan Evaluasi Program Kerja Tahun 2013 dan Program Kerja 2014 Bagi MGMP MI, MTs, dan MA se Jawa Timur (25-26/11/2013). Acara yang mengambil tempat di hotel Kusuma Agro Wisata Batu tersebut di ikuti oleh 94 peserta yang datang dari seluruh kabupaten/kota se Jawa Timur, dengan rincian dari KKG MI Propinsi 3 orang, KKG MI Kabupaten/Kota 24 orang, MGMP MTs Propinsi sebanyak 3 orang, MGMP MTs Kabupaten/Kota sebanyak 33 orang, MGMP MA Propinsi 3 orang, dan MGMP MA Kabupaten/Kota sebanyak 28 orang.
Acara pembukaan dimulai tepat pada pukul 19.45 WIB diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustad Abdur Rofiq, S.Ag. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Propinsi Jawa Timur, Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sangat penting dilaksanakan agar bisa membawa manfaat untuk pengembangan mutu madrasah. Adapun tujuannya adalah pertama dalam rangka menggali problematika KKG/MGMP MI, MTs, MA. Kedua memusyawarahkan pola kegiatan KKG/MGMP yang lebih efektif guna untuk meningkatkan mutu madrasah. Sedangkan materi yang akan disampaikan diantaranya adalah peran dan tantangan KKG/MGMP dalam pengembangan kompetensi dan pengembangan bahan ajar di madrasah, Desaian pola pengembangan kegiatan MGMP/KKG. “Melalui kegiatan ini, diharapkan kegiatan KKG/MGMP bisa lebih efektif dan dapat berjalan di masing-masing kabupaten/kota”. Sambungnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Drs. H. Sudjak, M.Ag. Dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan terima kasih seikhlas-ikhlasnya kepada panitia maupun peserta. Kegiatan tersebut diharapkan dapat dijadikan ajang evaluasi program-program yang dulu dan perumusan program yang akan datang, tentunya mengarah pada hal-hal yang lebih baik. Kalau Bahasa madrasahnya adalah muhasabah. Perlu evaluasi pada program apa saja yang kurang dan apakah sudah sesuai dengan harapan. “Manakala ada program-program yang belum sesuai dengan perkembangan zaman, kegiatan semacam ini dijadikan momentum untuk memperbaiki program tersebut”. Sambungnya.
Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa tahun 2013 merupakan tahun prestasi bagi madrasah khususnya di jawa timur. Banyak prestasi yang di peroleh oleh madrasah baik personal maupun lembaga. Salah satunya adalah KSM dan AKSIOMA tahun 2013 yang menobatkan Jawa Timur sebagai Juara Umum. Begitupun perolehan nilai Ujian Nasional tahun pelajaran 2012/2013 yang dicapai MTs/MA prosentase kelulusannya lebih baik. Siswa-siswa madrasah tidak sedikit yang menoreh prestasi internasional d ibidang olimpiade. Sehingga madrasah bisa berkibar di dunia internasional. Dulu madrasah diposisikan sebagai sekolah alternatif. Sekarang madrasah sudah menjadi pilihan utama. Hal tersebut merupakan segi positif yang harus kita syukuri bersama. Namun juga ada segi negatif diantaranya adalah banyak madrasah tidak cukup ruang kelasnya karena semakin banyaknya siswa yang daftar, baik ke madrasah negeri maupun swasta. Menyikapi hal tersebut kemenag mulai berusaha mengumpulkan data, data tersebut diolah menjadi informasi, kemudian disampaikan ke pusat. “Mudah-mudah tahun 2014 ada DIPA RKB. Seperti yang kita ketahui mulai tahun 2011-2013 tidak ada bantuan RKB, sehingga madrasah kekurangan kelas karena begitu banyaknya pendaftar, itu rasional. Lebih baik kekurangan kelas daripada kelebihan kelas. Kebutuhan-kebutuhan itu akan diakomodir, mudah-mudahan bisa direalisasikan di tahun 2014”, sambungnya.
Tidak lupa beliau juga menyampaikan bahwa masih banyak prestasi lain yang sudah diraih oleh madrasah, yang jelas madrasah lebih baik. Hal itu bukan hanya slogan saja, tapi juga merupakan tantangan bagi madrasah. Apakah ditahun mendatang masih bisa mempertahankan prestasi tersebut. Sedangkan berkenaan dengan kurikulum 2013 Menteri Agama sudah menyampaikan bahwa Kemenag akan menerapkan kurikulum 2013 mulai tahun pelajaran 2014/2015 mendatang. Bukannya Kemenag tidak siap, tapi diharapkan dengan adanya jedah satu tahun guru-guru madrasah benar-benar siap dan paham bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013. Keberhasilan kurikulum berada di tangan guru. Harapannya mampu memberikan kontribusi besar demi terwujudnya visi misi kementerian agama. Ada 5 Misi Kemenag, yang salah satunya yakni misi ke-3 yang erat kaitannya dengan bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan mulai dari RA, MI, MTs, MA, dan Pendidikan Keagamaan. “ Saya Berharap semua peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan seksama mulai dari awal sampai dengan akhir. Karena rakor maka harus menghasilkan rumusan. Rumusan-rumusan itu harus mampu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya”. Kata beliau. Diakhir sambutannya beliau membuka acara dengan ucapan bismillahhirahmannirrahim. Acara pembukaan malam itu diitutup dengan doa. Acara akan dilanjutkan keesokan harinya dengan beberapa materi.  
Respon peserta sangat baik. “kami menunggu kegiatan seperti ini, hal ini bisa menjadi momentum bagi kami untuk berkoordinasi dengan sesama guru khususnya diwilayah jawa timur”, kata salah satu peserta. (ar)
Kota Malang ­– Kantor Kementerian Agama Kota Malang mengadakan acara BIMTEK Kurikulum Baru bagi Guru dan Kepala Madrasah se-Kota Malang (18-22/11/2013). Acara yang dijadwalkan berlangsung 5 hari di Hotel Sahid Montana Kota Malang itu diikuti oleh 250 kepala madrasah dan guru. Acara pembukaan dimulai tepat pukul 15.45 WIB dengan Ibu Ana sebagai pembawa acara. Pembukaan diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustaz Sukirman. Suasana tampak hening, dan semua peserta terlihat khusuk mendengarkan dan menghayati lantunan ayat suci Alquran yang dibacakan oleh guru salah satu madrasah di Kota Malang tersebut.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia, Bapak Muchtar. Beliau menyampaikan kebanggaan kepada guru madrasah yang mempunyai semangat luar biasa mengikuti kegiatan itu. “Kalau pertemuan-pertemuan sebelumnya biasanya dilaksanakan di masjid, madrasah, aula kemenag, pertemuan pada saat ini merupakan pertemuan yang spesial karena bisa dilaksanakan di hotel”, kata beliau.
Lebih lanjut Bapak yang masih menjabat KASI Penma Kemenag Kota Malang itu menghimbau kepada semua para peserta agar bisa mengikuti semua rangkaian kegiatan dari awal sampai akhir. Kegiatan yang dilaksanakan bukan hanya sebagai penggugur kewajiban, akan tetapi ada ilmu dan manfaat yang bisa diperoleh melalui kegiatan BIMTEK tersebut. Adapun Dasar kegiatan itu diantaranya adalah UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas. Sedangkan tujuannya adalah menyiapkan guru dan kepala madrasah dalam melaksanakan kurikulum baru 2013 di tahun 2014. “Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya oleh Menteri Agama bahwa madrasah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI baru akan menerapkan Kurikulum 2013 di tahun pelajaran yang akan datang yakni tahun pelajaran 2013/2014. Jadi ini merupakan langkah awal pembekalan bagi para guru. Sementara narasumber akan mendatangkan para pakar pendidikan , doktor, profesor dan menggandeng Badan Diklat Keagamaan (BDK) propinsi jawa timur”, tambahnya.
Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan oleh PGS Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Bapak Machsun Zain. Dalam sambutannya beliau juga menyampaikan kebanggaannya kepada para guru dan kepala madrasah, yang senantiasa mempunyai semangat tinggi untuk memajukan pendidikan. Hal itu bisa dilihat dengan bersedianya hadir pada hari itu. “Semoga Bapak/Ibu yang hadir pada malam hari ini dijadikan oleh Allah menjadi manusia terpilih untuk mengaplikasikan ilmu di madrasah masing-masing”, katanya.
Beliau juga menjelaskan bahwa terbitnya kurikulum 2013 dikembangkan secara integratif dan dinamis. Sehingga diharapkan mampu mendorong manusia yang berbudaya, berkarakter dan beriman. Kemenag akan senantiasa memberi motivasi kepada guru untuk melaksanakan tugas kepengajaran dengan baik. “Saya mengucapkan terima kasih atas atensi Bapak/Ibu Guru terhadap kegiatan ini. Harapannya bimtek kurikulum 2013 ini bisa diaplikasikan di madrasah masing-masing”, tambahnya.
Seusai memberi sambutan beliau diminta menyematkan tanda peserta secara simbolis sebagai tanda bahwa acara Bimtek Kurikulum Baru resmi dibuka dan dimulai. Acara pembukaan ditutup dengan doa oleh ketua POKJAWAS Kemenag Kota Malang, Bapak Taufik Kusuma. 
Respon peserta sangat baik. Semua peserta terlihat bersemangat mengikuti kegiatan tersebut. “Kami sangat menantikan kegiatan ini, sebagai bekal bagi kami untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 di madrasah”. Kata salah satu peserta. (ar)

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tidak dapat menghindarkan Indonesia dari pengaruh-pengaruh yang dihadirkan baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Untuk menghadapi pengaruh-pengaruh tersebut, bangsa Indonesia seharusnya tidak boleh tinggal diam. Apalagi dalam menghadapi abad yang akan banyak diwarnai persaingan, bangsa Indonesia mutlak perlu memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Agar bangsa Indonesia memilki SDM yang berkualitas tinggi, salah satu wadah kegiatan yang dapat dipandang dan seyogyanya berfungsi adalah pendidikan.
Pembaharuan di bidang pendidikan harus terus dilakukan. Dalam  konteks pembaharuan dalam dunia pendidikan, menurut Hadi (2004) ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan yaitu: (1) pembaharuan kurikulum, (2) peningkatan kualitas pembelajaran, dan (3) efektifitas metode pembelajaran.
Dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran, perlu dilakukan perubahan paradigma (pola pikir) guru agar mampu menjadi fasilitator dan mitra belajar bagi siswanya. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi harus menjadi fasilitator yang memberikan kemudahan belajar kepada seluruh siswa. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru adalah: (1) mengurangi metode ceramah, (2) memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran, (3) menggunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian, (4) mengusahakan keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran, (5) dengan demikian, siswa belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.


Siswa harus dibekali dengan berbagai kecakapan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kecakapan yang harus dimiliki siswa. Pengembangan berpikir kreatif dapat terjadi bila pembelajaran dilakukan dengan “mengajak siswa untuk berpikir” dan tidak sekedar memberikan prosedur-prosedur yang bersifat doktrin. Agar pembelajaran bisa mengajak siswa untuk berpikir, maka perlu pembelajaran yang bermakna  dan mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian sehingga siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan.

Salah satu aspek yang ditekankan dalam matematika adalah meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan aspek penting, karena dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah lain, baik masalah matematika maupun masalah kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pentingnya aspek berpikir kreatif ini, maka perlu adanya pengembangan  kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika.
Dalam proses belajar mengajar, masih ada siswa yang beranggapan bahwa dalam menyelesaikan masalah cukup memilih prosedur penyelesaian yang sesuai dengan masalah yang diberikan. Dalam hal ini fokus pembelajaran tidak pada mengapa prosedur itu yang digunakan untuk menyelesaikan, tetapi prosedur mana yang dipilih untuk menyelesaikan masalah dan pada bagaimana menyelesaikan masalah dengan prosedur tersebut. Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang kurang menggunakan daya nalarnya dan kurang mampu bernalar secara baik.
Hal ini merupakan tantangan yang harus dijadikan pegangan dalam pembelajaran, dimana model pembelajaran harus mampu memberikan ruang seluas-luasnya bagi siswa dalam membangun pengetahuan dan pengalaman tidak hanya untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat dasar tetapi juga untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penyelesaian masalah terbuka akan memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan investigasi masalah secara mendalam, sehingga dapat mengkonstruksi segala kemungkinan penyelesaian secara divergen, kritis, kreatif, dan produktif. Selain penyelesaian masalah, Siswono (2005) dalam penelitiannya menemukan bahwa kegiatan pengajuan masalah (problem posing) juga dapat meningkatkan aspek berpikir kreatif.
Problem posing merupakan pembelajaran berbasis pengajuan masalah atau soal yang dalam proses kegiatannya guru hanya memberikan situasi sebagai stimulus dan siswa meresponnya dengan mengajukan pertanyaan atau soal dan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau soal. Salah satu tujuan pembelajaran matematika dengan problem posing adalah siswa diarahkan untuk dapat berpikir kreatif. Siswa dituntut untuk mengajukan dan menyelesaikan masalah dengan benar dan benarnya penyelesaian itu bukan karena guru yang mengatakan demikian, tetapi karena penalaran siswa sendiri memang dangat jelas.
Pembelajaran matematika dengan model problem posing didefinisikan sebagai belajaran matematika yang dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan masalah-masalah. Rekomendasi untuk pembaharuan matematika sekolah, yang saat ini menyarankan pentingnya peran siswa dalam menghasilkan penyusunan soal. Sebagai contoh ”the curriculum and Evaluation Standar for School Mathematics” (Leinhartdt, 1989) menyatakan secara eksplisit bahwa siswa-siswa harus mempunyai pengalaman mengenal dan memformulasikan soal-soal mereka sendiri, yang merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran matematika. Lebih jauh dalam “the Professional Standars for teaching Mathematics” disarankan pentingnya bagi guru-guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan soal-soal mereka (problem posing). Siswa seharusnya diberi kesempatan untuk merumuskan soal-soal dari situasi yang diberikan dan membuat soal-soal baru dengan cara memodifikasi kondisi-kondisi dari soal-soal yang diberikan.
Silver (1996) menjelaskan bahwa problem posing biasanya digunakan pada tiga bentuk kegiatan kognitif matematika, yaitu sebagai berikut.
1.      Presolution posing, siswa menghasilkan soal-soal awal yang ditimbulkan oleh stimulus.
2.      Within solution posing, siswa merumuskan soal yang dapat diselesaikan.
3.      Postsolution posing, siswa memodifikasi kondisi soal yang sudah diselesaikan  untuk menghasilkan soal-soal baru.
English (1998) mengadakan penelitian problem posing anak dalam konteks formal dan informal. Dalam konteks formal kepada siswa diberikan rangsangan, selanjutnya siswa mengajukan masalah dari konteks formal tersebut. Dalam konteks informal, kepada siswa diberikan gambar foto yang beraneka ragam warnanya, selanjutnya siswa mengajukan permasalahan dari gambar tersebut. Hasil penelitian ini antara lain  siswa lebih banyak menghasilkan masalah berbeda untuk konteks informal daripada konteks formal.
Dalam pembelajaran matematika, pengajuan soal menempati posisi yang strategis. Pengajuan soal dikatakan sebagai inti terpenting dalam disiplin matematika dan dalam sifat pemikiran penalaran matematika. "Problem posing is of central important in the discipline of mathematics and in the nature of  mathematical  thinking" (Silver 1996).
Beberapa manfaat pengajuan soal menurut English (1998) antara lain adalah :
1.      membantu siswa dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap matematika, sebab ide-ide matematika siswa dicobakan untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan dan dapat meningkatkan kemampuannya dalam pemecahan masalah,
2.      merupakan tugas kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan kreatif,
3.      mempunyai pengaruh positif  terhadap kemampuan memecahkan masalah dan sikap siswa terhadap matematika,
4.      dapat mempromosikan semangat inkuiri dan membentuk pikiran yang berkembang dan fleksibel,
5.      mendorong siswa untuk dapat lebih bertanggung  jawab dalam belajarnya,
6.      berguna untuk mengetahui kesalahan atau miskonsepsi siswa,
7.      mempertinggi kemampuan pemecahan masalah  siswa, sebab pengajuan soal memberi penguatan-penguatan dan memperkaya konsep-konsep dasar,   
8.      menghilangkan kesan "keseraman" dan "kekunoan" dalam belajar matematika, mempersiapkan pola pikir atau kriteria berpikir matematis, berkorelasi positif dengan kemampuan memecahkan masalah.

*) diolah dari berbagai sumber
Berikut ini adalah Keputusan Dirjen pendis No. 21 tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaan UAMBN Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Tingkat MI, MTs, Dan MA Tahun 2013, yang berisi ketentuan Pelaksanaan UAMBN tahun pelajaran 2012/2013, POS dan KISI-KISI UAMBN, silakan download dengan link di bawah ini :
  1. SK Ketentuan Pelaksanaan UAMBN 2013
  2. POS UAMBN 2013
  3. Kisi-Kisi UAMBN 2013
Kisi-kisi Ujian Nasional (UN) 2013
Jakarta --- Safari Mendikbud Mohammad Nuh ke dua lembaga pengelola pendidikan swasta terbesar di tanah air, berkait dengan sosialisasi Kurikulum 2013, masing-masing Lembaga Pendidikan Ma’arif NU dan PP Muhammadiyah, secara terpisah, Senin (21/1) siang dan malam, berhasil mendapatkan dukungan penuh tentang pelaksanaan kurikulum 2013.

Pernyataan dukungan dari dua lembaga tersebut disampaikan secara terpisah. KH Zainal Arief Junaeidi, selaku Ketua LP Ma’arif menyampaikan kesiapan lembaga pendidikan di bahwa NU untuk menerima dan menjalankan kurikulum 2013 pada tahun pelajaran Juli mendatang.

“Kami siap untuk melaksanakan dan menjalankan kurikulum 2013 ini, karena memang tidak ada alasan untuk tidak menjalankan sesuatu yang baik untuk masa depan anak-anak bangsa,” katanya dalam Rakernas LP Ma’arif di Kampus UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.

Sementara dalam silatrurrahim yang digelar PP Muhammadiyah di Gedung Pusat Dakhwah 
Muhammadiyah di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Senin malam, Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menyatakan, mendukung penuh terhadap Kurikulum 2013, karena memang apa yang sedang ditempuh Kemdikbud sejalan dengan apa yang diperjuangkan oleh Muhammadiyah.
“Perubahan untuk menjadi yang lebih baik, seperti halnya perubahan kurikulum 2013 adalah sejalan dengan visi dan misi Muhammadiyah, karena itu bukan hanya mendukung sepenuhnya, tapi kami juga akan mengawali untuk menggelar pelatihan bagi guru-guru di sekolah Muhammadiyah,” katanya.

Din Syamsuddin pada kesempatan itu meminta kepada badan otonom Muhammadiyah yang membidangi pendidikan dasar dan menengah untuk berkoordinasi dengan Kemdikbud dan sekaligus meminta kepada Mendikbud membuka acara sosialisasi dan pelatihan bagi guru-guru Muhammadiyah di Jogjakarta,” katanya.

Mendikbud Mohammad Nuh, berjanji akan meluangkan waktu membuka secara resmi pelatihan bagi guru-guru Muhammadiyah tersebut. “Ini respon positif yang kami terima dari Muhammadiyah dan langkah nyata untuk segera melakukan pelatihan. Kami akan siapkan jika memang diminta untuk mengirim tenaga pelatihnya sekaligus,” katanya.

Bagi Mohammad Nuh, dukungan yang disampaikan baik oleh LP Ma’arif maupun PP Muhammadiyah, merupakan dukungan riil yang sangat berarti bagi Kemdikbud dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.

Nuh kembali mengingatkan, dalam Kurikulum 2013 selain akan ditambah jam pelajaran agama dan budi pekerti, juga berpola tematik integratif di jenjang pendidikan dasar. “Kami juga menjamin guru sekarang lebih punya banyak waktu didalam menyampaikan materi pelajaran, karena tidak disibukkan lagi untuk membuat silabus. Pemerintah juga akan menyiapkan buku baik untuk pegangan guru maupun siswa. Tidak boleh perubahan kurikulum ini membebani guru dan siswa,” katanya. (kem)

sumber: http://kemdikbud.go.id