Jawa Tengah - Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama
Republik Indonesia menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional dan Koordinasi
Pendidikan Teknis Madrasah (Character
Building and Performance Recharging). Kegiatan yang biasa disebut Rakernas
tersebut dilaksanakan di Surya Yudha Hotel Banjarnegara, Jawa Tengah pada
tanggal 21 - 24 Maret 2016. Selain pegawai dan pejabat di lingkungan Direktorat
Pendidikan Madrasah, pesertanyapun berasal dari madrasah berprestasi seluruh
Indonesia mulai tingkat MI, MTs sampai MA. Madrasah Tsanawiyah Surya Buana
sebagai salah satu madrasah berprestasi merupakan salah satu madrasah terpilih
yang berkesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Madrasah yang mengusung
konsep Reasoning, Research, Religius itu
diwakili langsung oleh Kepala Madrasahnya yakni Akhmad Riyadi.
Pembukaan acara tersebut dimulai pada pukul 19.30 WIB. Hadir dalam acara
tersebut Prof. Dr. Phil. Nur Kholis Setiawan, M.A, Direktur Pendidikan
Madrasah. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegitan ini didesain
konsentrasi pada 4 komisi. Ada 4 isu yang sangat krusial, penting signifikan untuk dibahas sekaligus bukan saja
mencari penyelesaian atas persoalan, tapi juga mendesain antisipasi apa yang
akan terjadi di masa mendatang. yang penting dan perlu diangkat. Ada kalimat
yang sekarang banyak digunakan yakni the
world is moving in to single market dan populer saat ini. Tahun 90-an ada
istilah global village. Dunia
sekarang sudah menjadi desa global, saking sempitnya. Saking mudahnya orang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, saking mudahnya orang menyaksikan
peristiwa satu tempat dari tempat lain, karena kemajuan teknologi informasi
sebagai akibat peradaban manusia yang semakin canggih. Dunia sudah bergerak menuju pasar tunggal.
Sekarang sudah ada Masyarakat Ekonomi Asean, mungkin bisa jadi masyarakat Ekonomi
Asia, Asia Pasifik, dan seterusnya sampai beberapa waktu kedepan betul-betul
terwujud pasar tunggal. Artinya peradaban umat manusia hanya mengenal teori
progress, teori perkembangan pertumbuhan dan dinamika yang itu berbeda dari
masa-masa sebelumnya. “Jaman sekarang dengan jaman dulu tentunya sangat
berbeda. Maka akan menyisakan pertanyaan besar apa kontribusi pendidikan pada
umumnya, dan apa kontribusi madrasah?. Disitulah sebenarnya starting poin, untuk mewujudkan step by step, setapak demi setapak untuk
menyiapkan anak didik kita agar jauh lebih siap menghadapi tantangan jaman”,
kata beliau.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa. Intinya bagaimana kita mampu
mendiagnosa, membaca dinamika, mewujudkan dalam kebijakan. Mengapa regulasi
penting?. Regulasi adalah norma, dan norma biasanya yang disusun tidak mampu
mengantisipasi perkembangan jaman. Diakhir sambutannya beliau mengutip pesan
“jangan sampai anugerah yang ditunda Allah, pada saat kita sudah berusaha dan
berdoa, membuat kita berputus asa. Karna Allah menjamin memberikan anugerah itu
kepada kita, tapi wujudnya hanya Allah yang tahu. waktunyapun hanya Allah yang
menentukan”, pesannya.
Peserta kegiatan yang berlangsung 4 hari tersebut dibagi menjadi empat
komisi yaitu Komisi A membahas grand
design dan penyelesaian program PTK 2016-2019, Komisi B membahas
review/harmonisasi/sinkronisasi/dan pemetaan regulasi pendidikan madrasah,
Komisi C membahas grand design dan
penyelesaian program sarpras 2016-2019, dan komisi D membahas tentang
diversifikasi madrasah. Kemudian dilanjutkan dengan sidang pleno, pembacaan
hasil pleno dan rekomendasi. Acara juga diisi oleh Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama RI tentang pemetaan, pelaksanaan, penyelesaian dan
perencanaan program-program madrasah pusat dan daerah dalam zona integritas
pendidikan madrasah. (ar)